Ilmu Akuntansi, Akankah Tergantikan Kecerdasan Buatan dan Mahadata?




Hasil gambar untuk artificial intelligence illustrationEra Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan mahadata ( big data) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi tantangan bagi ilmu akuntansi di masa mendatang. Bila tidak beradaptasi terhadap perubahan cepat yang terjadi, peran lulusan ilmu akuntansi dapat tergantikan dengan learning mechine dan otomatisasi. Dari segi kuantitas, menurut studi International Academic Institutefor Science and Technology , Indonesia masih membutuhkan lebih dari 200.000 akuntan profesional.
Kenyataannya, saat ini Indonesia hanya memiliki sekitar 10.000 akuntan professional. Masalah ini akan menimbulkan risiko di masa depan jika dibiarkan berlanjut.  Riset ini diperkuat dengan hasil studi tahun 2018 dari Universitas Negeri Malang di mana masih terdapat kekurangan lulusan akuntansi yang bergabung dengan 500 firma akuntan publik di Indonesia. Tantangan ilmu akuntansi "Di sisi lain, aspek tradisional akuntansi yang berkaitan dengan angka-angka telah begitu cepat diotomatisasi. Saat ini masa depan seorang akuntan sebagai penasihat bisnis terpercaya tetap cerah," kata  David Bond, dosen senior di University of Technology Sydney di sela-sela kunjungannya Indonesia untuk mengisi kegiatan kuliah dan berkolaborasi dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) (28/2/2019).
Menjawab pertanyaan Kompas.com, Bond menjelaskan peranan akuntansi telah berkembang dari data input menjadi lebih efisien karena aspek-aspek tersebut sudah terotomatisasi. Menurutnya, profesi akuntan masa depan tidak hanya akan berhitung dan mengerti teknologi, tetapi keterampilan interpersonal yang kuat akan menjadi penting. Inilah yang saat ini menjadi satu titik fokus pendidikan di UTS. "Lulusan ilmu akuntansi saat ini perlu memiliki pemikiran kritis dan analisis dalam penggunaan angka, untuk merepresentasikan kejadian yang terjadi. Keterampilan seorang akuntan saat ini juga memerlukan interpersonal skill untuk bekerja dalam tim, skill dalam presentasi kepada jajaran petinggi perusahaan, menyiapkan laporan dengan wawasan yang dalam, dan benar-benar memahami bisnis," tegasnya.
Potensi teknologi menggantikan peran profesi akuntan hanya menunggu waktu. Peran akuntan akan bersifat strategis dan konsultatif. Maka dari itu akuntan perlu memiliki sertifikasi misalnya fasih berteknologi, supaya mampu bertahan dalam bersaing. Seorang akuntan juga harus memiliki strategi, diantaranya penguasaan soft skill baik interpersonal skills maupun intra-personal skills, Business understanding skills dan technical skills agar mampu menjawab tantangan diera digital ini.
Seorang akuntan harus aware terhadap perkembangan revolusi industri 4.0 dengan melihat kesempatan yang ada. Menurut Eko Suwandi M.sc., PhD, Dekan FEB UGM bahwa suatu hal dapat punah akibat dari ketidak mampuan dalam beradaptasi dengan perubahan. Perusahaan-perusahaan dapat kehilangan daya saingnya apabila tidak menghiraukan perubahan-perubahan ini ke dalam strategi bisnis dan strategi kepemimpinan mereka.
Maka dari itu diharapkan semua orang dapat menjadi bagian dari perubahan tersebut. Hal ini juga merupakan tekanan untuk institusi pendidikan agar membuat kurikulum yang relevan bagi mahasiswa akuntansi untuk menyesuaikan dengan konektivitas digital sehingga diharapkan para lulusan yang akan menjadi akuntan mampu beradaptasi di era digital saat ini.
Perubahan era memang tidak bisa dihindari, maka dari itu harus selalu bisa mengontrol reaksi dan sikap terhadap perubahan tersebut agar bisa ikut maju mengikuti perkembangan zaman. Dalam sektor akuntansi, berbagai tantangan yang hadir seiring datangnya era digital tak bisa dibiarkan begitu saja, harus dipelajari dengan baik agar dapat menentukan sikap untuk mengatasinya. Fasih berteknologi merupakan salah satu kunci menghadapi tantangan di era ini.
Kunci Sukses Lulusan Akuntansi
"Akuntan yang paling banyak diminati adalah mereka yang menawarkan nilai bisnis nyata dan pemahaman pelanggan yang mendalam. Mereka yang kuat dalam komunikasi, berpikir kritis, empati dan kreativitas dan mampu benar-benar memahami dan bermitra dalam bisnis," jelasnya.

Sumber:
Accounting Talk rTansformasi Akuntansi pada Era Digital


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal “The Big Four” Kantor Akuntan Pubik Terbesar Di Dunia

Peran Akuntansi Internasional Dalam Era Global

BANK SOAL