EKONOMI MAKRO INDONESIA
Ruang Lingkup Ekonomi Makro
Apa saja ruang lingkup ekonomi
makro? Ruang lingkup ekonomi makro membahas hal-hal seputar ekonomi secara
keseluruhan yang dialami oleh negara. Secara umum terdapat 3 ruang lingkup
utama dari ekonomi makro yang meliputi pendapatan & pengeluaran,
pengangguran serta inflasi & deflasi. Berikut akan dijelaskan mengenai
ruang lingkup makro ekonomi :
- Pendapatan dan
Pengeluaran
Pendapatan dan
pengeluaran nasional termasuk dalam ruang lingkup ekonomi makro yang utama.
Pengeluaran nasional adalah total nilai seluruh produksi negara pada masa dan
waktu yang sudah ditentukan. Ruang lingkup pengeluaran biasa diukur dalam
produk domestik bruto (PDB). Semua yang diproduksi dan dijual dalam jangka
waktu tertentu akan menghasilkan pendapatan negara.
- Pengangguran
Pengangguran
merupakan salah satu dari ruang lingkup ekonomi makro. Pengertian pengangguran
merupakan orang yang tidak bekerja dan tidak berpenghasilan meski dalam usia
produktif dan biasanya tidak diimbangi penyediaan lapangan kerja yang memadai.
Tingkat pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Dalam ilmu ekonomi, data jumlah
pengangguran dapat diukur dengan angka pengangguran, yaitu persentase
pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja atau usia
kerja.
- Inflasi dan
Deflasi
Ruang lingkup
makro ekonomi berikutnya adalah inflasi dan deflasi. Dalam ilmu ekonomi,
kenaikan harga disebut dengan inflasi. Lalu ketika harga menurun, maka
terjadilah deflasi. Ekonom mengukur perubahan harga ini dengan menggunakan
indeks harga.
Variabel Ekonomi Makro
Selain itu juga terdapat variabel
ekonomi makro. Variabel ekonomi makro ini berbeda dengan ruang lingkup. Jika
ruang lingkup membahas secara umum, maka variabel makro ekonomi lebih khusus
dan lebih spesifik lagi. Berikut merupakan beberapa variabel ilmu ekonomi makro
:
A. Masalah
dan Kebijakan Makroekonomi
Salah satu aspek penting dari ciri
kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis dalam teori makro ekonomi
adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu dapat mewujudkan:
- Penggunaan tenaga
kerja penuh.
- Kestabilan harga-
harga.
- Pertumbuhan
ekonomi yang teguh (konsisten).
Masalah- masalah ini mengakibatkan
dampak buruk dan harus dihindari atau dapat dikurangi bagi masyarakat. Aspek-
aspek penting yang dapat dipelajari dalam makro ekonomi adalah kebijakan fiskal
(kebijakan pemerintah dalam perpajakan dan penggunaannya), kebijakan moneter
(kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan suku bunga), dan
kebijakan ekonomi terbuka.
B. Masalah
Utama Dalam Perekonomian
Dari
uraian di atas diterangkan masalah makroekonomi utama yang selalu dihadapi oleh
suatu negara dapat dirincikan sebagai berikut :
- Masalah
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah
tanpa memandang tingkat pertumbuhan penduduk. Kemampuan yang meningkat ini
disebabkan karena faktor- faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal,
teknologi yang digunakan, tenaga kerja bertambah akibat perkembangan penduduk
dan perkembangan tingkat pendidikan.
- Masalah
ketidakstabilan kegiatan ekonomi.
Perekonomian
tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya,
karena selalu mengalami masa naik turun. Pergerakan naik turun kegiatan
perusahaan- perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan konjungtor atau siklus
kegiatan perusahaan. Kemunduran yang serius akan menimbulkan masalah
pengangguran, sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan
menimbulkan kenaikan harga- harga atau inflasi.
Ahli-
ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur
oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil, siklus kegiatan
ekonomi seperti ini dapat menyebabkan akibat buruk kepada perekonomian dan
masyarakat.
- Masalah
pengangguran.
Pengangguran
adalah suatu keadaan dimana seorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Faktor
utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat.
Selain itu terdapat faktor- faktor lain yang menimbulkan pengangguran, antara
lain :
a. Menganggur
karena ingin mencari kerja lain yang lebih
baik.
b. Pengusaha
menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
c. Ketidaksesuaian
di antara ketrampilan pekerja yang sebenarnya dengan ketrampilan yang
diperlukan dalam industri- industri.
Akibat
buruk pengangguran
Tingkat
pendapatan merupakan faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu
masyarakat. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi pendapatan
masyarakat sehingga mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
- Masalah kenaikan
harga- harga (inflasi).
Inflasi
dapat didefisikan sebagai suatu proses kenaikan harga- harga yang bersifat umum
dan terus - menerus yang berlaku dalam perekonomian.
Faktor-
faktor penyebab Inflasi :
a. Tingkat
pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan- perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
b. Pekerja-
pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
Akibat
buruk Inflasi
Inflasi
menimbulkan beberapa akibat buruk bagi individu masyarakat dan kegiatan
perekonomian secara keseluruhan. Inflasi cenderung menurunkan taraf kemakmuran
segolongan besar masyarakat. Bila tidak dikendalikan inflasi akan bertambah
serius dan cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi
ekspor dan menaikkan impor. Sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
- Masalah neraca
perdagangan dan neraca pembayaran.
Istilah
perekonomian terbuka berarti suatu perekonomian dengan menjalankan kegiatan
ekspor dan import dengan negara- negara lain. Ketidakseimbangan diantara ekspor
dan impor dalam aliran keluar / masuk modal dapat menimbulkan masalah serius
dalam kestabilan suatu perekonomian.
C. Alat
Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi
Beberapa
jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan
perekonomian pada suatu periode tertentu dan perubahannya dari suatu periode ke
periode lainnya. Alat pengamat prestasi perekonomian atau indikator
makroekonomi yang utama adalah:
- Pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita.
Pendapatan
Nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang dan jasa yang
diproduksikan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Produk Nasional Bruto
(PNB) produk nasional yang diwujudkan oleh faktor- faktor produksi milik warga
negara. Produk Domestik Bruto (PDB) diwujudkan oleh faktor- faktor produksi
dalam negeri. PNB dan PDB merupakan ukuran mengenai besarnya kemampuan sesuatu
negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.
- Penggunaan tenaga
kerja dan pengangguran.
Pengangguran
dalam suatu negara adalah perbedaan di antara angkatan kerja dengan penggunaan
tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang
terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Tingkat partisipasi
angkatan kerja dapat dihitung menggunakan cara:
Jumlah
Angkatan Kerja : Jumlah Penduduk Usia Kerja
x 100 %
- Tingkat perubahan
harga- harga atau inflasi
Untuk
mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah indeks harga konsumen/ Consumer Price Index
(CPI) yaitu indeks harga dari barang- barang yang selalu digunakan para
konsumen.
- Kedudukan neraca
perdagangan dan neraca pembayaran.
Neraca
pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan
dan dana dari satu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun tertentu.
Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan adalah
neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall balance).
- Kestabilan nilai
mata uang domestik.
Perbandingan
antara nilai suatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestik disebut kurs
valuta asing. Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang
diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.
D. Kebijakan
Makroekonomi.
Kebijakan-
kebijakan makroekonomi yang akan dilakukan suatu negara tergantung kepada
tujuan- tujuan yang ingin dicapai, tujuan- tujuan kebijakan makroekonomi dapat
dibedakan kepada lima aspek berikut :
- Menstabilkan
kegiatan ekonomi
Pengertian
kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari tiga hal berikut ini :
a. Tingkat
penggunaan tenaga kerja adalah tinggi.
b. Tingkat
harga- harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
c. Terdapat
keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari atau ke luar
negeri.
Tujuan
menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang
tajam dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
- Mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi.
- Menghindari
masalah inflasi.
- Menciptakan
pertumbuhan yang teguh.
Ada
dua alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai pertumbuhan
ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, yaitu:
a. Untuk
menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang selalu bertambah.
b. Untuk
menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat.
- Mewujudkan
kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
E. Bentuk
Kebijakan Makroekonomi
1. Kebijakan Fiskal, meliputi langkah-
langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluran
pemerintah dengan maksud mempengaruhi pengeluran agregat dalam perekonomian.
2. Kebijakan Moneter, meliputi langkah-
langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (BI) untuk mempengaruhi
atau mengendalikan penawaran uang dalam perekonomian.
3. Kebijakan segi penawaran, salah
satunya adalah kebijakan pendapatan (income policy) yaitu langkah pemerintah
yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja.
Comments
Post a Comment