Menteri Keuangan Sri Mulyani Angkat Bicara Soal Utang RI
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara soal kondisi utang Indonesia yang cukup ramai diperbincangkan oleh para politikus dan beberapa ekonom dalam beberapa hari terakhir. Dalam perdebatan, disebutkan bahwa kondisi utang Indonesia sudah masuk level krisis.
Pembicaraan dari para elite politik,
ekonom, dan masyarakat terhadap utang tentu sangat berguna bagi Menteri
Keuangan selaku pengelola keuangan negara untuk terus menjaga kewaspadaan.
Yaitu terjadinya krisis utang tidak menjadi kenyataan.
Akan tetapi, semua yang mencurahkan
perhatian kepada utang tersebut perlu mendudukkan masalah agar tidak terjangkit
histeria dan kekhawatiran yang berlebihan sehingga menyebabkan kondisi masyarakat
menjadi tidak produktif.
"Kecuali kalau memang tujuan mereka
yang selalu menyoroti masalah utang adalah untuk membuat masyarakat resah,
ketakutan dan menjadi panik, serta untuk kepentingan politik tertentu. Upaya
politik destruktif seperti ini sungguh tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang
baik dan membangun," ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis di
Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Sri Mulyani pun meminta kepada semua
pihak untuk mendudukkan masalah utang dalam konteks seluruh kebijakan ekonomi
dan keuangan negara. Alasannya, utang adalah salah satu instrumen kebijakan
dalam pengelolaan keuangan negara dan perekonomian.
Utang bukan merupakan tujuan dan bukan
pula instrumen kebijakan dalam mengelola perekonomian. Dalam konteks keuangan
negara dan neraca keuangan Pemerintah, banyak komponen lain selain utang yang
harus juga diperhatikan.
Dengan demikian, semua pihak harus
melihat masalah dengan lengkap dan proporsional. Misalnya sisi aset yang
merupakan akumulasi hasil dari hasil belanja pemerintah pada masa-masa
sebelumnya.
Nilai aset 2016 berdasarkan audit BPK
adalah sebesar Rp 5.456,88 triliun. Nilai ini masih belum termasuk nilai hasil
revaluasi yang saat ini masih dalam pelaksanaan untuk menunjukkan nilai aktual
dari berbagai aset negara, mulai dari tanah, gedung, jalan, jembatan, sekolah,
rumah sakit, dan lainnya.
Hasil revaluasi aset 2017 terhadap
sekitar 40 persen aset negara menunjukkan bahwa nilai aktual aset negara telah
meningkat sangat signifikan sebesar 239 persen dari Rp 781 triliun menjadi Rp
2.648 triliun, atau kenaikan sebesar Rp 1.867 triliun.
Tentu nilai ini masih akan diaudit oleh
BPK untuk tahun laporan 2017. "Kenaikan kekayaan negara tersebut harus
dilihat sebagai pelengkap dalam melihat masalah utang, karena kekayaan negara
merupakan pemupukan aset setiap tahun termasuk yang berasal dari utang,"
jelas Sri Mulyani.
* AYUK JOIN DAN RASAKAN SENSASI BERMAIN *
ReplyDeleteSabung Ayam
Sabung Ayam Bali
Sabung Ayam PW
Sabung Ayam Toraja
Sabung Ayam-pukul Mati
Sabung Ayam Online Terpercaya
* KUNJUNGI SITUS KAMI DI *
http://www.bakarayam.org
* HANYA DI SINI ANDA BISA MERASAKAN KEMENANGAN TERUS MENERUS *
http://panggangayammarketing.blogspot.com/2018/09/metode-untuk-memperhitungkan-kemampuan.html