ISHG Tembus Level Hingga 6.000, Perekonomian Indonesia Menjadi Kuat
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang mengalami kenaikan. Sejumlah sentiment internal seperti data ekonomi masih pengaruhi laju dari IHSG.
Menurut analisis PT Asjaya Indosurya Securities Wiliam Suryawijaya menuturkan jika IHSG masih memiliki kemampuan naik yang cukup besar dalam jangka pendek. Hal ini didukung oleh aliran dana dari para investor asing yang masih terus berlanjut. Disisi lain tambahan data ekonomi yang menunjukkan bahwa kondisi inflasi yang masih terkendali pula. Terakhir, melalui laporan BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan deflasi sekitar 0,02 persen pada Maret 2017.
Selain itu sejumlah sektor saham juga turut mendorong penguatan IHSG. Penguatan ini didorong dari sektor tambang dan keuangan. Harga batu bara yang cenderung akan naik akan mendukung emiten batu bara. Lainnya, dari sektor keuangan terutama melalui bank yang dapat menguatkan IHSG. Hal itu didorong oleh sentiment kredit dan rasio kredit macet yang membaik pada 2017.Kedua sektor saham diatas menjadi katalis positif tersendiri untuk IHSG. Ada pul saham-saham unggulan seperti Astra Internasional yang dalam kondisi baik.
PT. Bahana Sekuritas juga meyakini perkiraan IHSG yang dapat tembus hingga 6000 pada akhir tahun 2017 bahkan itu bisa terjadi sebelum akhir tahun ini. Hal itu bila pemerintah dapat mempercepat belanja infrastruktur. Apalagi catatan gemilang dialami Indonesia pada tahun 2016 dengan masuk 5 besar di dunia dalam pertumbuhan saham tertinggi.
Dan berdasar data RTI pula bahwa IHSG telah naik 35,92 poin atau 0,65 persen ke level 5.570. Selain itu, perkiraan kembali naiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,3 persen pada 2017. Inflasi sekitar 4 persen, neraca transaksi berjalan diperkirakan deficit 2,1 persen serta cadangan devisa masih akan stabil pada kisaran US 120 miliar. Meski bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga acuan 0,25 persen pada Maret 2017 ini, ternyata tidak memepengaruhi ekonomi Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar akan tetap stabil di kisaran 13.300 dan mendorong penguatan IHSG.
Sedangkan dari sisi ekternal, diakui belum ada yang terlalu mempengaruhi tingkat IHSG. Dari sejumlah faktor pendukung itu, ada sejumlah saham emiten yang masih layak koleksi, seperti PT. Astra Internasional Tbk (ASII), PT. United Tractors Tbk (UNTR), Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT. Adhi Karya Tbk (ADHI).
Sumber : Liputan6.com
Jarkom_AL
Sumber : Depdik
Comments
Post a Comment