Kuartal I, Perekonomian Indonesia Masih Melemah
JAKARTA, KOMPAS.com — Perekonomian Indonesia pada
kuartal I-2013 ini diperkirakan masih melanjutkan pelemahannya. Kendati
demikian, perekonomian Indonesia masih tertinggi kedua di Asia.
Direktur Asia Pasifik Sovereigns Fitch Ratings Philip Mc Nicholas mengatakan, perekonomian Indonesia sepanjang 2012 hanya tumbuh 6,23 persen, tetapi masih dianggap bagus dibanding negara sekawasan. "Namun, di kuartal I-2013 ini, perekonomian Indonesia masih belum mengalami kenaikannya," kata Philip di Jakarta, Rabu (6/2/2013).
Kondisi pelemahan pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih dipengaruhi oleh perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa yang belum menunjukkan pemulihan signifikan. Di sisi lain, pelemahan ini disebabkan karena Bank Indonesia (BI) melakukan pengetatan kredit konsumsi dengan aturan uang muka (down payment) sebesar 30 persen.
Dari sisi domestik, sektor konsumsi juga masih belum mengalami kenaikannya. Sektor investasi sudah mulai mengontribusikan pertumbuhan tertinggi, walau pertumbuhannya juga belum signifikan. "Namun, di kuartal II-2013 diperkirakan akan mengalami kenaikannya," ujar Philip.
Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Destry Damayanti membenarkan pernyataan Fitch tersebut. Hal ini masih dipengaruhi oleh kondisi eksternal. "Perkiraan kami, pertumbuhan Indonesia masih hanya tumbuh 6,2 persen, tidak jauh dari pertumbuhan sepanjang 2012 yang hanya naik 6,23 persen," kata Destry.
Menurut Destry, pelemahan ekonomi dalam negeri itu disebabkan melonjaknya impor dan melemahnya kondisi ekspor. Kondisi ini juga makin diperparah dengan tidak berkembangnya kondisi hilir. Namun, Destry menganggap wajar pelemahan di kuartal I-2013 sebab tren juga mengalami hal yang sama. Lagi pula, penyerapan anggaran di awal tahun memang cenderung lemah. Seharusnya, penyerapan anggaran ini sudah bisa digenjot di kuartal I-2013 sehingga pada kuartal II-2013 langsung bisa melesat.
Direktur Asia Pasifik Sovereigns Fitch Ratings Philip Mc Nicholas mengatakan, perekonomian Indonesia sepanjang 2012 hanya tumbuh 6,23 persen, tetapi masih dianggap bagus dibanding negara sekawasan. "Namun, di kuartal I-2013 ini, perekonomian Indonesia masih belum mengalami kenaikannya," kata Philip di Jakarta, Rabu (6/2/2013).
Kondisi pelemahan pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih dipengaruhi oleh perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa yang belum menunjukkan pemulihan signifikan. Di sisi lain, pelemahan ini disebabkan karena Bank Indonesia (BI) melakukan pengetatan kredit konsumsi dengan aturan uang muka (down payment) sebesar 30 persen.
Dari sisi domestik, sektor konsumsi juga masih belum mengalami kenaikannya. Sektor investasi sudah mulai mengontribusikan pertumbuhan tertinggi, walau pertumbuhannya juga belum signifikan. "Namun, di kuartal II-2013 diperkirakan akan mengalami kenaikannya," ujar Philip.
Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Destry Damayanti membenarkan pernyataan Fitch tersebut. Hal ini masih dipengaruhi oleh kondisi eksternal. "Perkiraan kami, pertumbuhan Indonesia masih hanya tumbuh 6,2 persen, tidak jauh dari pertumbuhan sepanjang 2012 yang hanya naik 6,23 persen," kata Destry.
Menurut Destry, pelemahan ekonomi dalam negeri itu disebabkan melonjaknya impor dan melemahnya kondisi ekspor. Kondisi ini juga makin diperparah dengan tidak berkembangnya kondisi hilir. Namun, Destry menganggap wajar pelemahan di kuartal I-2013 sebab tren juga mengalami hal yang sama. Lagi pula, penyerapan anggaran di awal tahun memang cenderung lemah. Seharusnya, penyerapan anggaran ini sudah bisa digenjot di kuartal I-2013 sehingga pada kuartal II-2013 langsung bisa melesat.
Comments
Post a Comment